Sabtu, 10 Desember 2011

bidadari pilihan (revisi)


Bidadari Pilihan

oOo

“Danish… kapan kau hendak nyusul? Gun-gun sudah.. Tya sudah…Toto minggu depan, terus kau???” sindir bima dengan logat medannya yang kental.

“hahahahaha.. menikah doang sih gampang bim besok juga jadi, tapikan engga segampang yang kita kira.. lagipula aku cuman mau menikah sama perempuan yang pernah mandi bareng sama aku saja!” jawabku santai dengan tawa.

“konyol! Memang ada??” seraya satu ruang kantor terbahak mentertawakanku.

“justru itu…kalau jodoh engga bakal kemana-mana bim…” jawabku sambil membenarkan posisi duduk.

Namaku Danish Setiawan kelahiran Tangerang, 1980. Pembicaraan itu dimulai saat kami masing-masing menerima secarik kartu undangan pernikahan milik Toto yang akan berlangsung minggu depan. Mungkin tinggal hanya aku diantara sahabat rekan kerjaku yang selama 3 tahun terakhir ini menyandang predikat, jomblo.

oOo

“piye to nish?? Danish..danish…bapak bingung sama kamu?” obrol pak umar penjaga warung di depan kantorku.

“kenapa bingung pa? makanya pegangan..” tandasku dengan senyum.

“kamu tuh tampan…mapan.. pinter…menarik.. baik.. masa nda ada perempuan yang suka sama kamu?? Yang mau kamu ajak nikah??” sepotong roti gula ia sodorkan untuk menemani kopi hangat. Lepas jam kerja aku sering menyempatkan untuk berbincang dengan pak umar. Bapak separuh baya yang sudah 20 th merantau ke Jakarta tapi tidak mengurangi kefasihan logat jawanya. Obrolan apa saja selalu menarik dibicarakan dengannya terlebih seputar budaya Jawa.

“ya…siapa yang tahu to pa..?? setiap perempuan yang Danish ajak nikah selalu saja ada hambatannya… mungkin belum jodoh Danish kali” jawabku ringan seraya mengambil satu potong roti gula yang ada di atas piring.

“Tapi apa kamu nda stress?” pecinya mulai ia mainkan.

“stress kenapa pa??” kunyahanku terhenti mendengarnya.

“ya stress.. konco-koncomu kan sudah menikah semua.. umur kamu juga sudah pas.. tinggal tunggu apalagi? Nda takut jadi bujang sendiri?” alisnya kini ia mainkan.

“hahhahahaa… pak umar bisa saja” aku seruput kopi yang masih hangat.

“pak umar…. danish kan laki-laki, danish bisa memilih dan menentukan siapa calon pendamping hidup Danish dan Ibu dari anak-anak Danish kelak. Insya Allah perempuan yang terpilih adalah perempuan terbaik untuk Danish. ya..walaupun selama ini Danish selalu gagal tapi kan mungkin karena mereka belum jodoh danish. Sekarang Danish sudah serahkan sama Allah. Allah Maha Tahu ko.. Ia tau yang terbaik buat Danish… Ia yang akan memberikan bidadari pilihanNya untuk danish” jawabku dengan penuh keyakinan dan habis dua potong roti gula.

“tapi kan kamu harus usaha..” kembali ia mainkan pecinya.

“usaha sih pasti.. tapi kan namanya belum jodoh..mau gimana lagi? Toh engga akan ketuker dan engga kemana mana ko kalau memang itu sudah jatah Danish”

Sudah saatnya pak umar menutup warungnya. Adzan maghrib berkumandang dari masjid kampung seberang kantor. Kamipun bergegas mendatanginya untuk menunaikan panggilanNya.

oOo

“maaf ya nish.. bukannya aku engga mau hidup sama kamu.. sebenernya aku tuh masih sayang banget sama kamu, tapi.. mau gimana lagi? Ini semua udah kemauan bapak, aku engga bisa nolak” sebuah pernyataan menyakitkan dari kekasihku Sri wulandari yang akan dijodohkan oleh bapaknya dengan juragan batik di SOLO.

“engga apa-apa sri.. mungkin itu yang terbaik buat kamu dan kamu bisa bahagia dengannya”

“maafin aku ya nish…”

Kata perpisahan yang sudah tidak asing aku dengar dan ini yang kelima menimpaku. sekarang umurku sudah masuk kepala 3, tapi belum ada seorang bidadari pun yang berkenan untuk setia mendampingi hidupku dan kujadikan sebagai bidadari pilihanku. Hampir semua saudara, sahabat dan rekanku sudah berkeluarga. Bukan aku tidak laku, sudah lima kali aku berganti pasangan tapi tidak satupun hingga ke pelaminan.

Maria sarah kekasihku yang berasal dari keluarga bangsawan tentu tidak kuat aku ajak pola hidup sederhana.

Julia Ramadhani kekasihku yang paling muda. Ia pergi meninggalkanku untuk melanjutkan beasiswa kuliahnya di UK.

Ussy Yustiawaty kekasih sekaligus partner kerjaku diperusahaan pertama aku bekerja. Dengannya cukup lama hampir dua tahun kami berhubungan dan ternyata lagi-lagi dia bukan jodoh aku. Secara terang-terangan ia berselingkuh dengan atasanku.

Dan terakhir dengan Sri wulandari ini.. gadis asal JOGJA yang harus pergi meninggalkan aku pula.

Kepergian mereka tidak begitu menyakitkan untukku dibanding ketika kepergian Anatasya kekasihku yang pertama.

oOo

“anatasya….kamu sudah nunggu lama ya? Maafin aku ya tadi ada kelas tambahan” pernyataan penyesalanku pada seorang gadis cantik yang sedang duduk manis menungguku di taman kampus.

“hummmmm……...” Ia hanya diam dan terus memandangi langit.

“tasya..??” aku mulai panik.

“doorr…hihihihi….” Tawa riangnya pecah.

“engga apa-apa kok sayang… kamu panik banget aku kan jadi lucu lihatnya” senyumnya .

“duuhh, aku kan engga mau lihat kamu cemberut” aku kesal.

“yaaahh.. kok jadi kamu sekarang yang marah? Hum.. iya deh maafin aku..” lagi-lagi ia memasang tatapan manjanya, membuat aku selalu luluh tidak berdaya.

“kamu suka ya buat aku panik” satu kecupan dikeningnya.

“hihihi….habis kamu lucu kalau lagi panik, aku suka” peluk lembutnya.

Anatasya, seorang gadis cantik kelahiran Padang. Gadis dengan darah campuran PadangPerth siapa yang dapat mengelak dengan kecantikannya. Gadis yang sudah resmi 6 tahun menjadi kekasihku. Teringat saat aku meyatakan cinta padanya saat duduk di kelas 2 SMP. Tidak habis pikir dan tidak memerlukan perjuangan keras, seorang primadona dengan mudah menyetujui jadi kekasihku. Padahal saat itu siapa yang bisa tahan seorang laki-laki dengan kecantikannya.

“umm…anatasya….mau engga jadi pacarnya Danish??” Tanya Danish junior.

“emang kenapa?” tanya Tasya junior dengan tatapannya yang lembut.

“Danish suka ama tasya… abis tasya mirip putri dongeng..” jawabku polos.

“hihihihii…Tasya juga suka sama Danish.. ya sudah…kita pacaran saja” jawab Tasya. Esoknya seantero sekolah gempar mendengar kabar bahwa seorang Anatasya sudah resmi menjadi kekasih Danish anak laki-laki biasa.

Anatasya..terdengar layaknya seorang gadis dari negeri dongeng. Selama kami menjalin kasih tidak pernah ada kata putus yang terlontar. Tuhan, apakah ini yang Kau maksud dengan kesempurnaan?? Kecantikannya mencerminkan hatinya pula. Tidak ada difikiranku terbesit wanita lain. Ia selalu memahami aku, gadis periang, ramah, pintar, benar-benar seorang putri impian setiap laki-laki sampai seluruh keluaganyapun sudah menyetujui hubungan kami. Ia tidak pernah alfa dalam fikiranku dengan kejutannya yang selalu membuat aku semakin bartambah cinta padanya. Terima kasih Tuhan.

oOo

“sayang…kalau kelak kita menikah, kita tinggal dimana?” bisik manjanya.

“um…kamu maunya dimana?” jawabku dengan menggenggam tangannya erat.

“Papah sih maunya kita semua pindah ke Perth saja, kita berumah tangga disana”

“ya engga bisa gitu dong sayang…masa kita terus bergantung sama Papah kamu?”

“ya…kan di Perth kita bebas melakukan apa saja, kita bisa menikah disana” itukah yang ia inginkan? Bisik hati

“selama kamu ada disamping aku, dimanapun aku siap sayang…” aku menjadi bimbang sayang! Bisik hati

“thanks honey….u’r myeverything.. love u so much” hamparan bintang menjadi saksi perbincangan kami malam ini. Langitnya cerah, bintangpun terlihat jelas.

oOo

Saat ini aku kuliah di salah satu universitas negri di Jakarta. Aku mengambil jurusan ekonomi bisnis dan Anastasya memilih di universitas swasta untuk mengambil gelar hukumnya. Hanya ketika kuliah kami berpisah tempat tapi tidak mempengaruhi hubungan kami sedikitpun. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk bertunangan.

“Danish anakku… sampai kapan pun bunda tidak akan menyetujui kamu menikah dengan Anatasya” tandas bunda yang ragu akan hubungan kami.

“tapi..bunda selama ini tidak pernah bermasalah dengan kehadiran ia kan?” pintaku.

“bukan begitu anakku sayang…anastasya memang baik, sangat cantik, bunda suka tapi bukan untuk jadi istri kamu…terkecuali jika ia memang sudah memutuskan untuk ikut pindah keyakinan dengan kita” itulah alasan kuat bunda, Anatasya berbeda keyakinan denganku dan itupun yang membuat aku kadang bimbang walaupun aku amat mencintai dan menginginkannya.

“tapi Danish akan terus coba bunda… Danish sangat mencintainya..”

“bunda mengerti sayang…tapi menikah itu bukan untuk di dunia saja, hidup kita disini haya sementara… kelak kehidupan yang nyata akan kita alami di akhirat sayang.. disana segala perbuatan kita di dunia akan tercermin, apalagi urusan rumah tangga..karena itu bukan main-main dan adanya hanya sekali seumur hidup.. layaknya keyakinana.. agama itu penting sebagai pedoman hidup bukan hanya cinta saja….kalau memang Anatasya benar-benar mencintai dan menyayangi kamu ia pasti akan mengikuti kamu..dan kamu bimbing ia kejalan yang sebenarnya.”

“tapi…bunda…”aku diam “ aku jadi bingung.. aku harus bagaimana? Apa yang bunda katakana 1000% benar.. tapi hati ini bunda…” bimbangku.

“sekarang kamu curhat dengan sang Pencipta, Ia yang Maha di atas segalanya.. Ia yang Maha Membolak balikan Hati manusia… Maha Berkhendak.. kamu mohon petunjukNya pasti Ia akan memberikannya selama kamu yakin dan ikhlas”

“terima kasih bunda…”

oOo

Hari ini terakhir ujian semester. Libur panjang sudah menanti di mata.

“Danish… akan libur kemana tahun ini? Jadi sepertinya kau ke Perth..” sindir Bima.

“hahaha…engga dulu deh, duit nya belum cukup” jawabku santai.

“weits…santai.. kan ada father nya..mau apalagi?” tandas Bima kembali.

“dasar ! memang Danish laki-laki apakah..” aku sikut bima.

“hemm, kalau saja dulu tasya jadian sama aku.. bahagialah aku..”

“karena itu pula anatasya engga mau jadian dengan kau, bim..hahaha” jawabku.

“hahahahaha…iya kali ya…”kamipun tertawa dengan penuh keakraban.

Hari ini adalah hari keberangkatan anastasya ke Perth, aku mengantarnya sampai bandara. Anatasya akan meninggalkanku selama 1 bulan lamanya. Sudah acara rutin tahunan keluarganya. Setiap liburan semester ia diharuskan untuk pergi ke Perth.

13 Maret 2001 06:45

“sayang…bener kamu engga mau ikut?”

wajahnya semakin cantik dengan balutan syal biru, namun matanya berkaca-kaca.

“engga apa-apa sayang.. aku next time saja”aku genggam erat tangannya.

“tapi aku ingin kamu ikut, aku takut kita jauh” matanya basah.

“sayang…kamu disana hanya 1 bulan kan, bukan untuk selamanya kan?”

“sure… tapi itu lama sekali” kini berlinang.

“kamu pasti kembali kan??” aku hapus linangan itu dipipinya.

“iyya…aku pasti kembali, promise” senyum yang ia paksakan.

“so don’t worry, kalau kita jodoh kita pasti akan bertemu. Kamu kan bidadari cantik yang dikirim dari negri dongeng khusus untuk aku” aku peluk dirinya.

“makasih ya.., aku sayang banget sama kamu, melebihi apapun…” bisiknya.

“aku melebihi apapun untuk kamu sayang…” peluk hangat kami sebagai tanda perpisahan, aku kecup keningnya….

Bandara Soekarno-Hatta menjadi saksi akhir kami berdua.

Senja sudah tiba, tapi belum ada kabar dari bidadariku. Telpon genggam tidak pernah aku lepaskan dari genggamanku. Memang aku belum pernah ke Perth tapi setahu aku perjalanan kesana hanya menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam dan kini sudah 10 jam lebih. Hanya berfikir positif yang bisa aku lakukan sekarang.

“Danish…lebih baik kamu ambil wudhu, shalat magrib terus berdo’a, pasti cepat kamu dapatkan jawaban kerisauan kamu” saran bunda yang sangat hafal dengan kegelisahanku.

“iyya bun…” jawabku dalam kegelisahan.

Adzan magrib sudah memanggil seluruh umat muslim untuk bersujud bersama.

Bismillah……..

Ya Allah, aku memang sangat mencintai dan menyayanginya..

Aku berharap ia adalah benar-benar bidadari yang dapat menemani sepanjang hidupku didunia ini…

Tapi semua atas kehendakMu…

Sesungguhnya kami hanya berencana dan Engkaulah yang berkhendak..

Engkau Maha mengetahui yang terbaik untuk hambaMu ini…

Aku hanya sebuah lilin kecil yang kian padam di tengah hujan badai yang tak ada arti daya dan upaya…

Tapi hanya kepadaMu lah aku memohon dan menaruh sinar harapan..

Ya Rahman Ya Rahim,

Semua sudah aku ikhlas dan serahkan padaMu..

Amin,

“Danish….” Suara lembut bunda ku dengar dari balik pintu.

“iya bu….” Sesaat aku terlelap di atas sajadah.

“kamu harus tabah nak” raut wajah bunda yang tiba-tiba penuh kekhawatiran.

“kenapa bun..” dadaku tiba-tiba sesak, persaan yang mulai bercampur.

Di televisi tersiar berita VOA Australia, sebuah kecelakaan bis umum di Perth. Sebagian penumpang dapat terselamatkan terkecuali 5 orang penumpang yang sudah tewas seketika di tempat. Dari urutan namanya Anatasya Jasmine ada ke tiga dari daftar ke lima korban yang sudah tewas.

“innalillahi… “ air mataku nanar.. tubuhku bergetar..lemas.

“tabah ya nak” bunda memelukku erat.

“kenapa bisa secepat itu bun?” kini aku terjatuh di atas sofa.

“sabar nak… itu sudah kuasaNYA… saat ini kita hanya bisa pasrah”

Bidadari dari negri dongeng kini telah tiada. Ia pergi meninggalkan aku dalam sebuah kecelakaan bis dari bandara. Mungkin ini adalah jawaban atasNya. Aku harus ikhlas..

To : my love Danish

Sayang… I arrived, skrg q lg @bis, q du2k dblkng driver, hihihii ^_^

Q liat sklompok ibu2 brkrdng djln tba2 q ingt bunda. Klo q brkrung lcu x ya? :D tp msih tetep cantikkan?? ^_^

Tp q blm siap sayang… T_T mybe its so hard to me..

Q kngen bgt sma kmu, miss U so much..

pdhl bru bbrpa jam ya?! Oi.. Kmu lg pa?

Lve n mizz u honey, u’ll be my love Danish 4evr.. mmuach..

From : bidadari Danish

13/03/01 16:15:03

Sms terakhir anatasya yang baru aku terima 3 jam sesudahnya karena tertunda.

Walau ia adalah bidadari dari negeri dongengku dan pergi untuk selamanya aku tidak boleh terlarut terus menerus. Aku akan terus berharap dan bangkit kembali untuk mendapatkan bidadari pilahanMu. Liburan panjang ini sudah cukup sebagai waktuku untuk berkabung. Sudah jalanku untuk ikhlas dan menyerahkan kepadaNya. Mungkin ini jalan dan jawabanNya.

oOo

“assalamualaikum..bunda…” akhirnya tiba dirumah.

“waalaikumsalam.. sini sayang.. bunda lagi di dapur” jawab bunda.

“bunda…lagi apa?’ aku sapa wanita cantik yang sedang sibuk menuangkan tepung.

“buat kue untuk mamah eka”

“mamah eka? memang mamah eka sudah pulang dari Bali?” bingung.

“iyya… makanya kamu jangan sibuk kerja terus..kuper kan?” goda bunda.

“hemm..terus ada acara apa?” aku ambil secara diam-diam 1 kue yang sudah matang.

“nanti malam kamu ikut ke rumah mamah eka dia ngadain syukuran”

“terus anaknya mamah eka ikut pulang juga engga ya?”

“yaya? Wah..bunda engga tau tuh, makanya nanti malam kita kerumahnya”

“bisa seru tuh kalau yaya ikut pulang. Sudah jadi apa dia sekarang ya.. dulu kan Danish yang sering mandiin dia” sesaat ingatanku kembali beberapa puluh tahun lalu.

“sudah sana beres-beres badan kamu bau keringet tuh”

oOo

Yaya Zakiya, gadis kecil berkepang dua duduk manis di atas batu kali di kampung sebelah. Gadis kecil yang tidak pernah bosan bermain air dikali. Yaya zakiya adalah anak tunggal dari mamah eka dan bapa Bagas. Mamah eka adalah yang menjaga aku ketika kecil sebelum aku lahir ayah sudah pergi meninggalkanku selamanya Ia adalah seorang pelaut. Kapalnya karam di perairan Sulawesi 23 April 1978. Kini, hanya aku dan bunda yang melanjutkan hidup tanpa ada yang bertambah dan berkurang anggota keluarga. Bunda adalah sosok pahlawan nyata dalam hidupku. Sosok sunshine dalam jiwaku. Selama bunda menggantikan posisi ayah sebagai kepala keluarga aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan mamah eka. Hampir 8 tahun aku di rawat olehnya sampai akhirnya ia menikah dengan bapa Bagas dan memiliki seorang buah hati mungil bernama yaya zakiya. Jakarta, 12 Agustus 1987 ia lahir. Mamah eka layaknya bunda kedua yang aku miliki. Selama perjalanan ia mengandung sampai melahirkan aku tidak pernah absen mendengar dan mencari tahu kabarnya. Sampai bapa Bagas merasa tersaingi tingkat perhatiannya.

“yaya…maen yuks…” ajakku pada ganis kecil yang tengah duduk diteras rumahnya.

“ka danis mau kemana?” jawabnya.

“kaka mau ke kali…mau mancing”

“yaya ikut ka….mama….yaya ama ka danis mancing!” teriak yaya sambil berlari mendatangiku.

“hati-hati sayang..”teriak mama eka dari dapur.

Hobi kami saat kecil yaitu bermain dikali, roda kehidupan kini berputar dan kami berganti peran. Kini aku lebih sering menjaga yaya..sebagai adikku sendiri dan teman mainku. Makan, tidur, mandi sering kami lakukan bersama. Hingga sudah saatnya yaya pergi ke Bali.

20 April 1992,

“bunda, yaya sudah pergi belum?” aku tiba dengan berlari dan nafas tersendat..

“belum…ayo.. bunda mau anter keberangkatannya, kamu darimana saja?”

“danish ikut bun.. tadi Danish abis anter tasya pulang dulu” ucapku terbata.

“yaya….jangan nakal ya di Bali” pintaku pada yaya.

“iya ka…” yaya dengan matanya yang mulai berkaca.

“yaya kenapa nangis?” yaya memelukku dengan erat..

“yaya engga mau jauh sama ka Danis nanti yaya engga ada yang ngajakin maen”

aku peluk gadis ini, gadis kecil berkepang dua.

“iya..ka danis juga sedih engga bisa mancing bareng yaya lagi”

“ka danis nanti cari yaya ya kalo udah gede..” matanya nanar dan manja.

“iya…nanti ka danis cari yaya…kalo ketemu kita mancing lagi ya..” senyumku.

“iyya…dadah ka danis, salam buat ka tasya ya ka..”

Bapak Bagas mendapat promosi menjadi kepala cabang di Bali. Semua keluarganya ikut serta merta yaya. Sudah sekitar 18 tahun kami tidak bertemu dan tidak ada komunikasi. Hari ini mamah eka kembali ke Tangerang dan menempati rumah yang dulu pernah ia tinggalkan. Bapak Bagas kembali di tempatkan di kantor pusatnya di Jakarta. Semua kembali begitu pula yaya gadis kecil kepang duaku.

“bunda… berarti sekarang yaya kira-kira umurnya sudah 23 tahun ya.. engga kerasa pasti dia sudah besar” pembicaraan kami selama perjalanan ke rumah mamah eka.

“iya.. bunda juga jadi penasaran.. tapi sih katanya dia mau lanjut di Bali”

“oh..” kenapa aku jadi kecewa.

oOo

“ka Danish…….?”

Seorang gadis kecil berkepang dua kini berubah menjadi sosok gadis manis berkerudung. Tidak ada yang berubah darinya untukku. Tapi ada rasa lain dihati ini saat aku menatap matanya.

“yaya….” Aku tercenang melihat perubahan pada dirinya.

“ka Danish apa kabar?” senyumnya masih tetap manis dan bertambah manis.

“baik..yaya sendiri?” aku gugup.

“alhamdulillah baik..” tatapannya hangat. “ka Danish engga berubah…”

“yaya juga…” aku tersipu.

“bohoong…yaya sudah besar gini masa engga berubah, yang pasti sudah engga suka maen dikali lagi ka, di Bali engga ada kali adanya pantai” tawanya riang.

“hahahaa…” kenapa aku tiba-tiba kelu dan gugup.

Sudah 1 bulan yaya dan keluarganya tinggal di Tangerang. Aku sering mengajak yaya untuk bernostalgia masa lalu dan berkeliling Jakarta. Tetap tidak ada yang berubah darinya. Ia tetap selalu ceria dengan senyum dan tawa riangnya.

oOo

“bunda…kalau aku minta bunda untuk melamarkan aku seorang gadis apa bunda bersedia?” Pintaku pertama kalinya pada bunda untuk kelangsungan masa depanku. Pembicaraan yang kami lakukan ditengah rintik hujan malam ini.

“sangat bersedia sayang, siapa gerangan bidadari yang beruntung itu..” bunda menggenggam tanganku, menatapku dengan hangat.

“yaya zakiya…” jawabku penuh keyakinan.

“apa kamu yakin?” mata bunda bersinar bahagia.

“seyakinnya bunda, aku tidak akan pernah tahu jika aku tidak mencobanya, dan aku tidak ingin jika harus kehilangan lagi”

“Alhamdulillah, bunda restui….” Senyum dan doa bunda mengiringi.

oOo

Semua hening, detak jantung semakin berdenyut kencang tidak beraturan. Darah tiba-tiba bergejolak mendidih, nafas tersendat. Kami sekeluarga menunggu sebuah kata jawaban dari sorang gadis manis yang duduk diantara mamah eka dan bapa Bagas. Akhirnya bunda menemaniku untuk melamar yaya 10 Agustus 2010 19:45.

“umm….bapak….mamah…bunda…ka Danish maafkan yaya jika jawaban yaya mengecewakan semuanya.. bapak… ibu… terima kasih karena sudah membesarkan yaya dan mendidik yaya dengan baik, kini sudah saatnya yaya dewasa dan ambil keputusan..bismillahirrohmanirrohim…yaya terima lamaran ka Danish dengan seyakinnya dan seikhlasnya” gadis itu menjawab dengan penuh keyakinan dan menunduk tersipu malu membuat wajahnya merona walaupun tutur katanya lembut namun tegas.

“alhamdulillah…kamu yakin nak?” sahut kedua orang tuanya.

“yaya yakin pa.. mah ..maafkan yaya ya selama jadi anak bapa dan mamah…” wajahnya kembali merona.

Lamaran aku diterima dengan mudah tanpa hambatan. Alhamdulillah, kini selangkah lebih maju aku sudah memiliki calon istri.

oOo

“saya terima nikah dan kawinnya yaya zakiya binti Bagas Syaifullah Abrar dengan mas kawin tersebut tunai”

“sah…..”

Alhamdulillah, kini yaya zakiya sudah resmi menyandang predikat sebagai istri dan bidadari pilihan untuk Danish Setiawan. Hari ini aku tersadar ternyata selain manis ia juga cantik melebihi bidadari manapun di dunia ini. di hadapanku ia kini seorang gadis yang halal hanya untukku. Ia yang setia menemani hidupku. Ia yang setia sebagai Ibu dari anak-anakku. Ia wanita terindah dan terbaik yang Kau kirim untukku. Berharap sebagai bidadari di dunia dan akhirat kelak.

“sayang…apa kamu menyesal menikah denganku?”bisikku disela perbincangan malam.

“menyesal kenapa?”jawabnya seraya tatapan hangat.

“menyesal saja, kamu masih muda..cantik…dan…”

“ssstttt…justru aku akan menyesal jika aku tidak sampai hidup dengan kamu…” senyum

“kenapa waktu aku lamar kamu begitu mudahnya menerima?”

“kamu mau tahu?”

“kenapa?”

“waktu aku pergi ke Bali umurku memang baru 5 tahun, disana aku menangis selama 1 minggu. Seperti kehilangan mainan satu-satunya. sempat aku berdoa pada Allah.. suatu saat aku ingin dipertemukan kembali dengan kamu dan tidak ingin aku dipisahkan lagi untuk selamanya.. konyol memang dengan anak baru berumur 5 tahun berucap seperti itu. Entah dari mana aku dapat pemikiran seperti itu… aku berusaha melupakan kamu.. namanya anak-anak dapat mainan baru pasti lupa denga mainan lama”

“kamu punya pacar ya…” sindirku manja.

“jelas… disana temanku banyak, sampai aku melupakan kamu dan pasti kamupun melupakan aku… aku jalani hidup seperti biasanya.. sekolah kuliah sampai bekerja.. setiap ada laki-laki yang mendekatiku aku selalu terbuka selama ia baik dan punya niat yang baik pula.. tapi jika sudah berhubungan dengan pelaminan aku selalu meminta petunjukNya dan itu selalu membuat aku tidak pernah yakin”

“kenapa??”

“karena jawabannya selalu sama yaitu kamu…itu kuasaNya walau kita tidak ada komunikasi tapi aku yakin kamu ada disini, berkali-kali aku coba, tetap sama jawabannya.. sampai aku kembali kesini perasaan itu semakin kuat dan yakin.. dan ternyata itu benar.. kamu memang ada untuk aku…. Kamu kini adalah imamku…aku adalah makmummu…Syurgaku kini ada di bawah telapak kakimu….Aku bersedia dan ikhlas mengikuti dan mendukung segala keputusanmu… Aku bersedia dan ikhlas kau bimbing dijalanNya… Aku bersedia dan ikhlas menjaga amanah yang Ia titipkan kepadaku kelak..

Aku bersedia dan ikhlas menjaga segala harta dan amanah yang kau titipkan dan percayakan kepadaku.. dan yang terpenting Aku ikhlas dan bahagia menjadi istri kamu..

“terima kasih ya sayang…” aku kecup keningnya.

“sama-sama sayang” senyumnya selalu membuat hatiku tentram.

oOo

“yaya……..maen yuk…”

“ka Danish mau maen kemana?”

“mau ke kali sambil mancing..”

“yaya ikut ka….”

“ya sudah…sekalian anak-anak bawa ya…kita piknik disana”

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar